PERBUATAN TUHAN DAN PERBUATAN MANUSIA MENURUT SEMUA ALIRAN DALAM ILMU KALAM

1. Aliran Mu’tazilah
Sebagai aliran kalam yang bercorak rasional, alairan Mu’tazilah berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dikatakan baik. Namun tidak berarti Tuhan tidak mampu melakukan perbuatan buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan buruk karena Tuhan mengetahui dari perbuatan buruk itu. Dasar pemikiran tentang konsep keadilan Tuhan yang berjalan sejajar dengan paham adanya batasan-batasan bagi kekuasaan dan kehendak Tuhan, kewajiban-kewajiban itu dapat disimpulkan dalam satu hal, yaitu kewajiban berbuat baik bagi manusia, dalam istilah Arab berbuat baik dan terbaik bagi manusai disebut “ash-shalahwa al-aslah”. Term ini dalam golongan teologi Islam dikenal dengan term Mu’tazilah dan yang dimaksud adalah kewajiban Tuhan berbuat baik bahkan yang terbaik bagi manusia, hal ini memang merupakan suatu keyakinan yang penting bagi aliran Mu’tazilah, menurut aliran Mu’tazilah kewajiban-kewajiban Allah adalah :
a. Kewajiban tidak memberikan beban diluar kemampuan manusia.
b. Kewajiban mengirimkan Rosul.
c. Kewajiban menepati janji (al-wa’ad) dan ancaman (al-wa’di).

2. Aliran Asy’ariah
Aliran Asy’ariah mempunyai paham bahwa kewajiaban Tuhan berbuat baik dan terbaik bagi manusia hal ini sama seperti apa yang dikatakan oleh aliran Mu’tazilah hal ini ditegaskan oleh Al-Ghozali ketika mengatakan bahwa Tuhan tidak berkewajiban berbuat baik dan terbaik bagi manusia dan demikian aliran Asy’ariah tidak menerima paham Tuhan mempunyai kewajiban. Tuhan dapat berbuat dengan sekehendak hatiNya terhadap makhlukNya. Sebagaimana yang dikatan Al-Ghozali bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan bersifat tidak wajib (jaiz) dan tidak satupun darinya memiliki sifat wajib.
Aliran Asy’ariah berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban menepati janji dan menjalankan ancaman yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits, dengan kata lain yang diancam akan mendapat hukuman bukanlah semua orang, tetapi sebagian orang yang menelan harta anak yatim piatu dan dengan interprestasi demikianlah Al-Asy’ari mengatasi persoalan wajibnya Tuhan berbuat baik dengan manusia.

3. Aliran Maturidiyah

Mengenai perbuata Tuhan ini terdapat perbedaan pandangan antara Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah Bukharo. Dalam sejarah pertumbuhan aliran-aliran kalam dikenal dua sub sekte aliran Maturidiyah yang berbeda pendapat, Maturidiyah Samarkand memberikan batas pada kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanyalah menyangkut hal-hal yang baik saja, demikian juga pengiriman Rosul dipandang sebagai kewajiban Tuhan.
Adapun Maturidiyah Bukharo memiliki pandangan yang sama dengan As’ariyah tentang paham bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban. Tentang pengiriman Rosul Maturidiyah Bukharo berpendapat bahwa itu merupakan kehendak mutlak Tuhan, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin saja. Mengenai memberikan beban kepada manusia diluar batas kemampuan manusia, aliran asy’ariyah menerimanya.

PERBUATAN MANUSIA

Masalah perbuatan manusia bermula dari pembahasan sederhana yang dilakukan oleh kelompok Jabariyah dan kelompok Qodariya. Akar dari perbuatan manusia adalah keyakinan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta termsuk di dalamnya manusia itu sendiri.

1. Aliran Jabariyah
Dalam aliran ini dampak dua perdebatan dalam masalah perbuatan manusia. Jabariyah Ekstrim dan Jabariyah Moderat. Jabariyah Ekstrim mengatakan bahwa manusia tidak mampu berbuat apa-apa, ia tidak mempunyai daya. Adapun Jabariyah Moderat, mengatakan bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, perbuatan baik dan perbuatan buruk tetapi manusia mempunyai peranan di dalamnya.

2. Aliran Qodariyah
Aliran ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendak sendiri, baik itu perbuatan buruk atau perbuatran baik kerena itu ia berhak mendapat pahala atas kewajiban dan juga berhak mendapat hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya. Tetapi aliran Qodariyah berpendapat bahwa tidak pantas bagi manusia tindakan salah yang dilakukan bukan atas keinginan dan kemampuannya sendiri.

3. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah memandang manusia memiliki daya yang besar dan bebas, oleh kerena itu Mu’tazilah menganut paham Qodariyah, perbuatan manusia bukanlah diciptakan Tuhan pada diri manusia tetapi manusia sendirilah yang mewujudkan perbuatannya. Dengan paham ini aliran Mu’tazilah mengakui Tuhan sebagai pencipta awal sedangkan manusia berperan sebagai pihak yang beriaksi untuk mengubah bentuknya.

4. Aliran Asy’ariyah
Paham Asy’ari menyebutkan manusia ditempatkan sebagai posisi yang lemah, oleh karena itu aliran ini lebih dekat dengan aliran Jabariyah dari pada paham Mu’tazilah.

5. Aliran Maturidiyah
Ada perbedaan antara Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah Bukharo mengenai perbuatan manusia, kelompok pertama lebih dekat dengan paham Mu’tazilah sedangkan kelompok kedua lebih dekat dengan paham Asy’ariyah.

2 komentar:

Obat Penyakit Kanker mengatakan...

Terlalu banyak aliran membuat saya menjadi pusing, namun ini menjadi motivasi besar bagi saya karena saya akan lebih bersemangat lagi untuk memperdalam ilmu agama saya agar lebih kokoh dan tidak akan tertiup angin sebesar apapun,

Tips Trik Blogging mengatakan...

Baru tau, lengkap ya infonya.

Posting Komentar

◄ Newer Post Older Post ►